Teknologi Pengolahan Pangan dan Keamanan Pangan
Teknologi Pengolahan Pangan dan Keamanan Pangan
Disusun Oleh :
TRI UTAMI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi pada zaman ini sangatlah berkembang pesat. Teknologi berkembang dalam berbagai bidang kehidupan, misalnya bidang industri, pendidikan, pertanian, hingga bidang pangan. Perkembangan teknologi tidak hanya dinikmati oleh kalangan atas/ berpendidikan tetapi merambah sampai pada seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat mempelajari teknologi dari berbagai sumber, hingga setiap perkembangan dapat di update oleh masyarakat.
Salah satu kemajuan IPTEK ialah dalam bidang ilmu pertanian dan pengolahannya, yaitu ilmu teknologi pangan. Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang kaya dengan hasil pertaniannya, mulai dari pangan, tanaman obat, dan rempah-rempah. Untuk itu, Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar apabila industri pertanian mampu dikelola dan di kembangkan dengan baik di dukung adanya perkembangan IPTEK pada bidang teknologi industri pertanian. Teknologi pertanian merupakan penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia . Dengan adanya perkembangan teknologi pertanaian, maka produk pertanian yang dihasilkan akan lebih optimal dengan mutu/kwalitas dan ketahanan pangan yang baik.
Keanekaragaman hasil pertanian bumi Indonesia harus diolah dan di proses denagn tepat. Pengolahan produk pertanian yang kreatif di ciptakan dan di dukung dengan adanya perkembangan ilmu teknologi pangan. Teknologi industri pertanian dan teknologi pangan merupakan dua kajian ilmu yang saling mendukung dan saling melengkapi. Teknologi pangan merupakan suatu penerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi, pengolahan, distribusi, penyimpanan pangan berikut pemanfaatannya. Ilmu pangan menerapkan dasar-dasar ilmu biologi , kimia, dan teknik dalam mempelajari sifat bahan , penyebab kerusakan pangan dan prinsip-prinsip yang mendasari pengolahan pangan. Pengolahan pangan memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia untuk menghasilkan sebuah produk pangan yang bermutu. Kehidupan manusia sangat di pengaruhi oleh pangan/makanan yang harus di penuhi setiap saat.
Keamanan pangan juga menjadi hal terpenting dalam hal pangan. Keamanan pangan menentukan apakah pangan tersebut layak atau tidak untuk di konsumsi. Jika pangan tersebut sudah tidak layak lagi untuk dikonsumsi hendaknya ditinggalkan, karena jika tidak memperhatikan keamanan pangan kita akan tahu dampak yang ditimbulkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari teknologi pangan?
2. Bagaimana peran teknologi pangan untuk mendukung ketahanan pangan?
3. Apa pengertian dari keamanan pangan?
4. Bagaimanak pengaruh keamanan pangan terhadap ilmu dan teknologi pangan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari teknologi pangan.
2. Mengetahui peran teknologi pangan untuk mendukung ketahanan pangan.
3. Mengetahui pengertian dari keamanan pangan.
4.Mengetah pengaruh keamanan pangan terhadap ilmu dan teknologi pangan.
D. Manfaat
Secara Teoretis
Secara teoritis karya tulis ini berguna bagi para pembaca sebagai bahan acuan dan kajian ilmu pengetahuan mencakup teknologi pengelolaan pangan dan keamanan pangan.
Secara Praktis
Secara praktis diharapkan berguna diharapkan mampu menumbuhkan pengetahuan dan wawasan yang luas.
BAB 2
PEMBAHASAN
Teknologi pangan
Teknologi pangan merupakan teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan pangan, mulai dari penanganan pasca panen, mengolah atau mentransformasi, mengemas, mengendalikan proses pengolahan, dan menangani bahan baku (raw material), produk dan limbahnya. Dalam pengertian lain, teknologi pangan adalah suatu teknologi yang menerapkan ilmu pengetahuan tentang bahan pangan khususnya setelah panen (pasca panen) guna memperoleh manfaatnya seoptimal mungkin dan sekaligus dapat meningkatkan nilai tambah dari pangan tersebut. Dalam teknologi pangan, dipelajari sifat fisis, mikrobiologis, dan kimia dari bahan pangan dan proses yang mengolah bahan pangan tersebut. Spesialisasinya beragam, diantaranya pemrosesan, pengawetan, pengemasan, penyimpanan dan sebagainya.
Untuk mempelajari teknologi pangan seseorang hendaknya memahami tentang:
-Kimia Pangan
yaitu pengetahuan tentang komposisi bahan pangan, struktur dan sifat bahan pangan, termasuk pula pengetahuan tentang Kimia Organik dan Biokimia.
-Mikrobiologi Pangan
yaitu pengetahuan tentang hubungan antara tempat tumbuh mikroorganisme dalam bahan pangan, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan, kerusakan-kerusakan mikrobiologi pada bahan pangan, kesehatan masyarakat dan sanitasi.
Teknologi Pengolahan Pangan (Food Processing)
yang mencakup karakterisktik bahan baku (raw material), proses pemanenandan pasca panen, penerimaan bahan baku, pengawetan bahan pangan, faktor-faktor yang berpengaruh pada tingkat penerimaan konsumen, pengemasan, penangan limbah, dan sanitasi.
Sejarah teknologi pangan dimulai ketika Nicolas Appert mengalengkan bahan pangan, sebuah proses yang masih terus berlangsung hingga saat ini. Namun ketika itu, Nicolas Appert mengaplikasikannya tidak berdasarkan ilmu pengetahuan terkait pangan.Aplikasi teknologi pangan berdasarkan ilmu pengetahuan dimulai oleh Louis Pasteur ketika mencoba untuk mencegah kerusakan akibat mikroba pada fasilitas fermentasi anggur setelah melakukan penelitian terhadap anggur yang terinfeksi. Selain itu, Pasteur juga menemukan proses yang disebut pasteurisasi, yaitu pemanasan susu dan produk susu untuk membunuh mikroba yang ada di dalamnya dengan perubahan sifat dari susu yang minimal.
Sejarah Teknologi pangan di Indonesia menyangkut beberapa aspek, disamping aspek program pendidikan juga berhubungan erat dengan sejarah perkembangan institusi, bidang IPTEK, SDM (Staff, lulusan), prasarana dan fasilitas, juga menyangkut perkembangan lapangan kerja, industri dan perdagangan produk pangan serta dinamika masyarakat dan trend konsumsi pangan.
Beberapa proses terkait pemrosesan bahan pangan telah memberikan kontribusinya di bidang teknologi pangan, terutama pada rantai produksi dan suplai pangan. Pengembangan tersebut misalnya:
Pembuatan susu bubuk telah menjadi dasar untuk pembuatan berbagai produk baru dari benda cair dan semi cair yang dapat diseduh (dapat direhidrasi kembali) setelah dikeringkan menjadi padatan berbentuk serbuk. Hal ini juga yang menjadikan proses distribusi susu menjadi lebih efisien dan cikal bakal berkembangnya industri susu formula.
Dekafeinasi untuk kopi dan teh, namun lebih banyak digunakan pada biji kopi demi mengurangi kadar kafein pada kopi. Biji kopi kering diproses menggunakan uap hingga kadar airnya menjadi sektar 20%. Panas diberikan untuk memisahkan kafein dari biji kopi ke permukaan kulitnya. Lalu pelarut diberikan untuk memindahkan kafein dari biji kopi. Hingga tahun 1980an, pelarut yang digunakan adalah pelarut organik. Karbon dioksida merupakan salah satu pelarut non organik yang digunakan untuk memisahkan kafein di bawah kondisi super kritis.
Peran teknologi pangan untuk mendukung ketahanan pangan
Ditinjau dari beberapa aspek yang ada dalam ketahanan pangan, khususnya aspek ketersediaan pangan maka sangat dibutuhkan peranan teknologi.Salah satu teknologi yang berperan penting adalah teknologi pangan. Teknologi pangan berperan penting dalam meningkatkan keanekaragaman pangan, meningkatkan nilai gizi pangan, dan meningkatkan keamanan pangan, serta menekan kehilangan. Khususnya di bidang keanekaragaman pangan, teknologi pangan diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan nilai tambah produk pangan.
Adanya teknologi pangan sangat menunjang ketersediaannya pangan. Alam menghasilkan bahan pangan secara berkala, sementara kebutuhan manusia akan pangan adalah rutin. Kita tidak mungkin menunda keperluan perut hingga masa panen tiba.Oleh karena itu adanya teknologi pengawetan sehingga makanan dapat disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama.Teknik pengawetan juga memungkinkan untuk mendistribusikan bahan pangan secara merata ke seluruh penjuru dunia.
Teknologi pangan setidaknya memiliki dua manfaat, yaitu: (1) menekan kehilangan (loss) bahan pangan sejak panen dan (2) transformasi bahan mentah menjadi produk pangan olahan. National Academy of Sciences memperkirakan bahwa produksi pangan dunia mengalami kehilangan sekitar 50%, karena kesalahan selama panen, penanganan, distribusi, dan penyimpanan.
Sebagian besar komoditas pangan segar bersifat mudah rusak (perishable), terutama hasil tanaman hortikultura (buah dan sayur), ternak dan ikan. Ketahanan pangan dapat dicapai dengan cara memperpanjang umur simpan (pengawetan) suatu bahan pangan, dalam hal ini dipelajari dalam teknik pangan. Pengawetan pangan ditujukan untuk mencegah terjadinya perubahan-perubahan yang tidak diinginkan pada produk pangan, yaitu menurunnya nilai gizi dan mutu sensori bahan pangan, dengan cara mengontrol pertumbuhan mikroorganisme, mengurangi terjadinya perubahan-perubahan kimia, fisik dan fisiologis alami yang tidak diinginkan, serta mencegah terjadinya kontaminasi. Ada tiga konsep metode pengawetan yang umum dijalankan yaitu pengawetan secara kimiawi, pengawetan secara biologis dan pengawetan secara fisik.
Salah satu cara memperpanjang umur simpan suatu bahan pangan dengan meningkatkan keragaman jenis produk pangan, misalnya dari buah-buahan tropis dapat diolah menjadi jus, selai, jeli, dodol, keripik, permen, dan banyak ragam jenis lainnya. Dari bahan baku ikan segar dapat diolah menjadi ikan asin, ikan salai (smoked fish), dan berbagai produk fermentasi ikan. Dari susu bisa diolah menjadi yogurt, es krim, keju, susu bubuk, susu kental manis, dan permen.
Peningkatan keragaman dan keawetan produk pertanian melalui aplikasi teknologi pasca panen merupakan solusi strategi bagi beberapa permasalahan pangan di Indonesia, termasuk pengurangan kehilangan hasil, peningkatan ketersedian bagi konsumen, baik dari dimensi waktu maupun ruang, karena produk olahan akan lebih mudah didistribusikan ke seluruh wilayah dimana konsumen berada.
Pada saat ini, solusi teknologi pasca panen belum diperankan secara optimal. Ruang optimalisasi peran teknologi pasca panen masih terbuka lebar. Alat dan mesin pengolahan hasil pertanian masih belum sepenuhnya dirancang berdasarkan karakteristik hasil pertanian lokal/domestik, sehingga penyesuaian perlu dilakukan antara mesin dan karateristik hasil pertanian. Langkah penyesuaian dapat dilakukan dari dua sisi, yakni:1) merancang-bangun alat dan mesin pengolahan agar sesuai dengan karakteristik hasil pertanian lokal atau, 2) melakukan seleksi atau program pemuliaan tanaman (ternak dan ikan) agar mempunyai karakteristik organ hasil yang sesuai dengan alat dan mesin pengolahan yang tersedia.
Metode lain untuk memperpanjang umur simpan suatu bahan pangan adalah dengan penyimpanan. Penyimpanan dapat dilakukan dengan menyimpan bahan pangan dalam suatu pendinginan atau biasa disebut dengan cold storage (penyimpanan dingin). Penyimpanan dingin suatu produk pangan dilakukan pada kisaran suhu diatas titik beku dan dibawah 15 derajat Celcius. Pengawetan dengan sistem pendinginan banyak diterapkan untuk penyimpanan jangka pendek karena karakteristik keunggulan berikut:
Menghambat pertumbuhan mikroorganisme;
Menghambat metabolisme pascapanen, reaksi kimia peruraian seperti reaksi pencoklatan, oksidasi lemak, perubahan warna, autolisa pada ikan dan kehilangan zat gizi;
Kehilangan air rendah.
Hal yang perlu diperhatikan pada penyimpanan dingin yaitu terjadinya cold shortening pada produk pangan hasil hewani dan chilling injury untuk produk buah dan sayuran, dan pengerasan (efek retrogradasi) produk pangan karbohidrat tergelatinisasi.Cold shortening menyebabkan daging menjadi bertekstur keras sewaktu dimasak karena tidak mampu mempertahankan kandungan airnya.Chilling injury terjadi bila buah atau sayur diekspose pada kondisi penyimpanan dibawah dari suhu optimum penyimpanannya.Tanda-tandanya biasanya adalah terjadi pencoklatan (di bagian luar atau di bagian dalam atau keduanya) buah, cacat pada kulit buah, busuk berlebihan, gagal matang. Retrogradasi adalah proses pengerasan setelah terjadinya proses gelatinisasi. Pada suhu dingin proses ini berlangsung lebih cepat, akibatnya untuk produk pangan seperti bread (roti) menjadi keras sekali teksturnya, sehingga tidak nyaman lagi dimakan.Dalam hal ini, tugas seorang teknik pangan adalah mengatur suhu optimum penyimpanannya supaya tidak terjadi cold shortening ataupun chilling injury.
Keamanan pangan
Keamanan pangan adalah jaminan bahwa pangan tidak akan menyebabkan bahaya kepada konsumen jika disiapkan atau dimakan sesuai dengan maksud dan penggunaannya (FAO/WHO 1997).
Sedangkan definisi keamanan pangan menurut Undang – Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Keamanan Pangan telah menjadi salah satu isu sentral dalam perdagangan produk pangan. Penyediaan pangan yang cukup disertai dengan terjaminnya keamanan, mutu dan gizi pangan untuk dikonsumsi merupakan hal yang tidak bisa ditawar dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Tuntutan konsumen akan keamanan pangan juga turut mendorong kesadaran produsen menuju iklim persaingan sehat yang berhulu pada jaminan keamanan bagi konsumen.
Ketentuan mengenai keamanan pangan meliputi sanitasi pangan, bahan tambahan pangan, rekatasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan mutu dan peperiksaan laboratprium, dan pangan tercemar. Selain hal tersebut, di dalam peraturan yang sama juga disebutkan bahwa setiap orang dilarang mengedarkan pangan yang mengandung bahan beracun, berbahaya, yang dapat merugikan, atau membahayakan kesehatan atau jiwa manusia. Salah satu cara produsen untuk memenuhi ketentuan tersebut adalah mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, termasuk persyaratan sanitasi di setiap rantai pangan, yang meliputi proses produksi, penyimpanan, pengangkutan dan peredarannya serta penerapan cara produksi makanan yang baik (CPMB).
Pengaruh Keamanan Pangan Terhadap Ilmu dan Teknologi Pangan
Pengaruh positif
Pengaruh positif terhadap keamanan pangan yakni diantaranya : Teknologi Pengamanan, pemprosesan dan pengolahan bahan pangan yang dihasilkan dalam meningkatnya nilai tambah makanan dan lebih terjaminnya pasokan satu jenis bahan pangan. Satu Jenis bahan Pangan dapat dipertahankan ketersediaanya dengan proses pengawetan dan menitikberatkan khusus pada keamanan itu sendiri. Pangan adalah kebutuhan pokok manusia untuk dapat bertahan hidup . Pangan ini terus meninngkat baik kualitas maupun kuantitasnya . Usaha untuk memenuhi kebutuhan pangan dilakukan dengan cara ekstensifikasi, yaitu memperluas lahan pertanian, serta dengan intensifikasi , yaitu dengan meningkatkan keamanan dalam ketersediaan pangan tersebut. Dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin berkembang ,sepeti dapat menciptakan bibit unggul dengan tekhnik radiasi , rekayasa genetika , dan lain sebagainya. Di samping keuntungan yang diperoleh akibat penggunaan teknologi untuk pengolahan lahan pertanian
Pengaruh Negatif
Pengaruh Negatif dari kemanan Pangan Dilihat dari kuarangnya pemantauan terhadap keamanan Pangan tersebut, sehingga masih banyak oknum-oknum yang masih menggunakan zat kimia yang berbahaya terhadap kesehatan dalan bahan pangan tersebut, diantaranya : Residu Pestisida mempunyai pengaruh yang sangat merugikan terhadap kesehatan manusia dalam jangka panjang. Dapat menyebabkan kanker, cacat dan merusak sistem syaraf, endokrin, reproduktif dan sistem kekebalan. Efek logam berat : Al: Kerusakan urat syaraf dan otak. Timbal (Pb) : Kerusakan sistem syaraf, kemunduran mental, sistem pembentukan sel darah (anemia), ginjal dll. Merkuri : Kerusakan sistem syaraf, depresi, kelelahan, lesu, sakit kepala, gangguan lambung dan usus.
Begitupun sebaliknya ,dampak yang ditimbulkan terhadap kurangnya pengawasan keamanan pangan akan mengakibatkan dampak terhadap masalah Ilmu dan Teknologi Pangan. Yang salah satunya menjadi masalah adalah timbulnya penyakit Infeksi karena adanya kontasminasi dari bakteri atau zat pencemar lainnya terhadap pangan sehingga ankan mempengaruhi status Ilmu dan Teknologi Pangan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Teknologi pangan merupakan teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan pangan, mulai dari penanganan pasca panen, mengolah atau mentransformasi, mengemas, mengendalikan proses pengolahan, dan menangani bahan baku (raw material), produk dan limbahnya.
Teknologi pangan berperan penting dalam meningkatkan keanekaragaman pangan, meningkatkan nilai gizi pangan, dan meningkatkan keamanan pangan, serta menekan kehilangan. Khususnya di bidang keanekaragaman pangan, teknologi pangan diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan nilai tambah produk pangan.
Keamanan pangan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya perhatian terhadap hal ini, telah sering mengakibatkan terjadinya dampak berupa penurunan kesehatan konsumennya, mulai dari keracunan makanan akibat tidak higienisnya proses penyimpanan dan penyajian sampai risiko munculnya penyakit kanker akibat penggunaan bahan tambahan (food additive) yang berbahaya (Syah, 2005).
Pengaruh positif keamanan pangan terhadap ilmu dan teknologi pangan yakni diantaranya : Teknologi Pengamanan, pemprosesan dan pengolahan bahan pangan yang dihasilkan dalam meningkatnya nilai tambah makanan dan lebih terjaminnya pasokan satu jenis bahan pangan.Pengaruh Negatif dari kemanan Pangan Dilihat dari kurangnya pemantauan terhadap keamanan Pangan tersebut, sehingga masih banyak oknum-oknum yang masih menggunakan zat kimia yang berbahaya terhadap kesehatan dalan bahan pangan tersebut, diantaranya : Residu Pestisida mempunyai pengaruh yang sangat merugikan terhadap kesehatan manusia dalam jangka panjang
Saran
Sebaiknya siswa dapat mempelajari materi mengenai bab ini dengan seksama dan baik.
Sebaiknya para pembaca dapat memahami bab ini agar menambah wawasan dan pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
..... Teknologi pangan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. diakses 13/09/2017;16.34 WIB pada https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_pangan
...... Keamanan Pangan | Seputar Gizi, Keamanan Pangan. diakses 28/09/ 2017 ; 16.45 WIB pada https://hartoko.wordpress.com/keamanan-pangan/
Tsuthopo. 2009. WELCOME TO TEKNIK KIMIA: Makalah proses pengolahan pangan tentang safety food. diakses 28/09/ 2017 ; 18.45 WIB pada http://tsuthopho.blogspot.co.id/2009/05/makalah-proses-pengolahan-pangan_13.html
........... MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN . diakses 28/09/ 2017 ; 18.55 WIB pada https://www.scribd.com/doc/232079531/MAKALAH-TEKNOLOGI-PANGAN
Disusun Oleh :
TRI UTAMI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi pada zaman ini sangatlah berkembang pesat. Teknologi berkembang dalam berbagai bidang kehidupan, misalnya bidang industri, pendidikan, pertanian, hingga bidang pangan. Perkembangan teknologi tidak hanya dinikmati oleh kalangan atas/ berpendidikan tetapi merambah sampai pada seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat mempelajari teknologi dari berbagai sumber, hingga setiap perkembangan dapat di update oleh masyarakat.
Salah satu kemajuan IPTEK ialah dalam bidang ilmu pertanian dan pengolahannya, yaitu ilmu teknologi pangan. Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang kaya dengan hasil pertaniannya, mulai dari pangan, tanaman obat, dan rempah-rempah. Untuk itu, Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar apabila industri pertanian mampu dikelola dan di kembangkan dengan baik di dukung adanya perkembangan IPTEK pada bidang teknologi industri pertanian. Teknologi pertanian merupakan penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia . Dengan adanya perkembangan teknologi pertanaian, maka produk pertanian yang dihasilkan akan lebih optimal dengan mutu/kwalitas dan ketahanan pangan yang baik.
Keanekaragaman hasil pertanian bumi Indonesia harus diolah dan di proses denagn tepat. Pengolahan produk pertanian yang kreatif di ciptakan dan di dukung dengan adanya perkembangan ilmu teknologi pangan. Teknologi industri pertanian dan teknologi pangan merupakan dua kajian ilmu yang saling mendukung dan saling melengkapi. Teknologi pangan merupakan suatu penerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi, pengolahan, distribusi, penyimpanan pangan berikut pemanfaatannya. Ilmu pangan menerapkan dasar-dasar ilmu biologi , kimia, dan teknik dalam mempelajari sifat bahan , penyebab kerusakan pangan dan prinsip-prinsip yang mendasari pengolahan pangan. Pengolahan pangan memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia untuk menghasilkan sebuah produk pangan yang bermutu. Kehidupan manusia sangat di pengaruhi oleh pangan/makanan yang harus di penuhi setiap saat.
Keamanan pangan juga menjadi hal terpenting dalam hal pangan. Keamanan pangan menentukan apakah pangan tersebut layak atau tidak untuk di konsumsi. Jika pangan tersebut sudah tidak layak lagi untuk dikonsumsi hendaknya ditinggalkan, karena jika tidak memperhatikan keamanan pangan kita akan tahu dampak yang ditimbulkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari teknologi pangan?
2. Bagaimana peran teknologi pangan untuk mendukung ketahanan pangan?
3. Apa pengertian dari keamanan pangan?
4. Bagaimanak pengaruh keamanan pangan terhadap ilmu dan teknologi pangan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari teknologi pangan.
2. Mengetahui peran teknologi pangan untuk mendukung ketahanan pangan.
3. Mengetahui pengertian dari keamanan pangan.
4.Mengetah pengaruh keamanan pangan terhadap ilmu dan teknologi pangan.
D. Manfaat
Secara Teoretis
Secara teoritis karya tulis ini berguna bagi para pembaca sebagai bahan acuan dan kajian ilmu pengetahuan mencakup teknologi pengelolaan pangan dan keamanan pangan.
Secara Praktis
Secara praktis diharapkan berguna diharapkan mampu menumbuhkan pengetahuan dan wawasan yang luas.
BAB 2
PEMBAHASAN
Teknologi pangan
Teknologi pangan merupakan teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan pangan, mulai dari penanganan pasca panen, mengolah atau mentransformasi, mengemas, mengendalikan proses pengolahan, dan menangani bahan baku (raw material), produk dan limbahnya. Dalam pengertian lain, teknologi pangan adalah suatu teknologi yang menerapkan ilmu pengetahuan tentang bahan pangan khususnya setelah panen (pasca panen) guna memperoleh manfaatnya seoptimal mungkin dan sekaligus dapat meningkatkan nilai tambah dari pangan tersebut. Dalam teknologi pangan, dipelajari sifat fisis, mikrobiologis, dan kimia dari bahan pangan dan proses yang mengolah bahan pangan tersebut. Spesialisasinya beragam, diantaranya pemrosesan, pengawetan, pengemasan, penyimpanan dan sebagainya.
Untuk mempelajari teknologi pangan seseorang hendaknya memahami tentang:
-Kimia Pangan
yaitu pengetahuan tentang komposisi bahan pangan, struktur dan sifat bahan pangan, termasuk pula pengetahuan tentang Kimia Organik dan Biokimia.
-Mikrobiologi Pangan
yaitu pengetahuan tentang hubungan antara tempat tumbuh mikroorganisme dalam bahan pangan, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan, kerusakan-kerusakan mikrobiologi pada bahan pangan, kesehatan masyarakat dan sanitasi.
Teknologi Pengolahan Pangan (Food Processing)
yang mencakup karakterisktik bahan baku (raw material), proses pemanenandan pasca panen, penerimaan bahan baku, pengawetan bahan pangan, faktor-faktor yang berpengaruh pada tingkat penerimaan konsumen, pengemasan, penangan limbah, dan sanitasi.
Sejarah teknologi pangan dimulai ketika Nicolas Appert mengalengkan bahan pangan, sebuah proses yang masih terus berlangsung hingga saat ini. Namun ketika itu, Nicolas Appert mengaplikasikannya tidak berdasarkan ilmu pengetahuan terkait pangan.Aplikasi teknologi pangan berdasarkan ilmu pengetahuan dimulai oleh Louis Pasteur ketika mencoba untuk mencegah kerusakan akibat mikroba pada fasilitas fermentasi anggur setelah melakukan penelitian terhadap anggur yang terinfeksi. Selain itu, Pasteur juga menemukan proses yang disebut pasteurisasi, yaitu pemanasan susu dan produk susu untuk membunuh mikroba yang ada di dalamnya dengan perubahan sifat dari susu yang minimal.
Sejarah Teknologi pangan di Indonesia menyangkut beberapa aspek, disamping aspek program pendidikan juga berhubungan erat dengan sejarah perkembangan institusi, bidang IPTEK, SDM (Staff, lulusan), prasarana dan fasilitas, juga menyangkut perkembangan lapangan kerja, industri dan perdagangan produk pangan serta dinamika masyarakat dan trend konsumsi pangan.
Beberapa proses terkait pemrosesan bahan pangan telah memberikan kontribusinya di bidang teknologi pangan, terutama pada rantai produksi dan suplai pangan. Pengembangan tersebut misalnya:
Pembuatan susu bubuk telah menjadi dasar untuk pembuatan berbagai produk baru dari benda cair dan semi cair yang dapat diseduh (dapat direhidrasi kembali) setelah dikeringkan menjadi padatan berbentuk serbuk. Hal ini juga yang menjadikan proses distribusi susu menjadi lebih efisien dan cikal bakal berkembangnya industri susu formula.
Dekafeinasi untuk kopi dan teh, namun lebih banyak digunakan pada biji kopi demi mengurangi kadar kafein pada kopi. Biji kopi kering diproses menggunakan uap hingga kadar airnya menjadi sektar 20%. Panas diberikan untuk memisahkan kafein dari biji kopi ke permukaan kulitnya. Lalu pelarut diberikan untuk memindahkan kafein dari biji kopi. Hingga tahun 1980an, pelarut yang digunakan adalah pelarut organik. Karbon dioksida merupakan salah satu pelarut non organik yang digunakan untuk memisahkan kafein di bawah kondisi super kritis.
Peran teknologi pangan untuk mendukung ketahanan pangan
Ditinjau dari beberapa aspek yang ada dalam ketahanan pangan, khususnya aspek ketersediaan pangan maka sangat dibutuhkan peranan teknologi.Salah satu teknologi yang berperan penting adalah teknologi pangan. Teknologi pangan berperan penting dalam meningkatkan keanekaragaman pangan, meningkatkan nilai gizi pangan, dan meningkatkan keamanan pangan, serta menekan kehilangan. Khususnya di bidang keanekaragaman pangan, teknologi pangan diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan nilai tambah produk pangan.
Adanya teknologi pangan sangat menunjang ketersediaannya pangan. Alam menghasilkan bahan pangan secara berkala, sementara kebutuhan manusia akan pangan adalah rutin. Kita tidak mungkin menunda keperluan perut hingga masa panen tiba.Oleh karena itu adanya teknologi pengawetan sehingga makanan dapat disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama.Teknik pengawetan juga memungkinkan untuk mendistribusikan bahan pangan secara merata ke seluruh penjuru dunia.
Teknologi pangan setidaknya memiliki dua manfaat, yaitu: (1) menekan kehilangan (loss) bahan pangan sejak panen dan (2) transformasi bahan mentah menjadi produk pangan olahan. National Academy of Sciences memperkirakan bahwa produksi pangan dunia mengalami kehilangan sekitar 50%, karena kesalahan selama panen, penanganan, distribusi, dan penyimpanan.
Sebagian besar komoditas pangan segar bersifat mudah rusak (perishable), terutama hasil tanaman hortikultura (buah dan sayur), ternak dan ikan. Ketahanan pangan dapat dicapai dengan cara memperpanjang umur simpan (pengawetan) suatu bahan pangan, dalam hal ini dipelajari dalam teknik pangan. Pengawetan pangan ditujukan untuk mencegah terjadinya perubahan-perubahan yang tidak diinginkan pada produk pangan, yaitu menurunnya nilai gizi dan mutu sensori bahan pangan, dengan cara mengontrol pertumbuhan mikroorganisme, mengurangi terjadinya perubahan-perubahan kimia, fisik dan fisiologis alami yang tidak diinginkan, serta mencegah terjadinya kontaminasi. Ada tiga konsep metode pengawetan yang umum dijalankan yaitu pengawetan secara kimiawi, pengawetan secara biologis dan pengawetan secara fisik.
Salah satu cara memperpanjang umur simpan suatu bahan pangan dengan meningkatkan keragaman jenis produk pangan, misalnya dari buah-buahan tropis dapat diolah menjadi jus, selai, jeli, dodol, keripik, permen, dan banyak ragam jenis lainnya. Dari bahan baku ikan segar dapat diolah menjadi ikan asin, ikan salai (smoked fish), dan berbagai produk fermentasi ikan. Dari susu bisa diolah menjadi yogurt, es krim, keju, susu bubuk, susu kental manis, dan permen.
Peningkatan keragaman dan keawetan produk pertanian melalui aplikasi teknologi pasca panen merupakan solusi strategi bagi beberapa permasalahan pangan di Indonesia, termasuk pengurangan kehilangan hasil, peningkatan ketersedian bagi konsumen, baik dari dimensi waktu maupun ruang, karena produk olahan akan lebih mudah didistribusikan ke seluruh wilayah dimana konsumen berada.
Pada saat ini, solusi teknologi pasca panen belum diperankan secara optimal. Ruang optimalisasi peran teknologi pasca panen masih terbuka lebar. Alat dan mesin pengolahan hasil pertanian masih belum sepenuhnya dirancang berdasarkan karakteristik hasil pertanian lokal/domestik, sehingga penyesuaian perlu dilakukan antara mesin dan karateristik hasil pertanian. Langkah penyesuaian dapat dilakukan dari dua sisi, yakni:1) merancang-bangun alat dan mesin pengolahan agar sesuai dengan karakteristik hasil pertanian lokal atau, 2) melakukan seleksi atau program pemuliaan tanaman (ternak dan ikan) agar mempunyai karakteristik organ hasil yang sesuai dengan alat dan mesin pengolahan yang tersedia.
Metode lain untuk memperpanjang umur simpan suatu bahan pangan adalah dengan penyimpanan. Penyimpanan dapat dilakukan dengan menyimpan bahan pangan dalam suatu pendinginan atau biasa disebut dengan cold storage (penyimpanan dingin). Penyimpanan dingin suatu produk pangan dilakukan pada kisaran suhu diatas titik beku dan dibawah 15 derajat Celcius. Pengawetan dengan sistem pendinginan banyak diterapkan untuk penyimpanan jangka pendek karena karakteristik keunggulan berikut:
Menghambat pertumbuhan mikroorganisme;
Menghambat metabolisme pascapanen, reaksi kimia peruraian seperti reaksi pencoklatan, oksidasi lemak, perubahan warna, autolisa pada ikan dan kehilangan zat gizi;
Kehilangan air rendah.
Hal yang perlu diperhatikan pada penyimpanan dingin yaitu terjadinya cold shortening pada produk pangan hasil hewani dan chilling injury untuk produk buah dan sayuran, dan pengerasan (efek retrogradasi) produk pangan karbohidrat tergelatinisasi.Cold shortening menyebabkan daging menjadi bertekstur keras sewaktu dimasak karena tidak mampu mempertahankan kandungan airnya.Chilling injury terjadi bila buah atau sayur diekspose pada kondisi penyimpanan dibawah dari suhu optimum penyimpanannya.Tanda-tandanya biasanya adalah terjadi pencoklatan (di bagian luar atau di bagian dalam atau keduanya) buah, cacat pada kulit buah, busuk berlebihan, gagal matang. Retrogradasi adalah proses pengerasan setelah terjadinya proses gelatinisasi. Pada suhu dingin proses ini berlangsung lebih cepat, akibatnya untuk produk pangan seperti bread (roti) menjadi keras sekali teksturnya, sehingga tidak nyaman lagi dimakan.Dalam hal ini, tugas seorang teknik pangan adalah mengatur suhu optimum penyimpanannya supaya tidak terjadi cold shortening ataupun chilling injury.
Keamanan pangan
Keamanan pangan adalah jaminan bahwa pangan tidak akan menyebabkan bahaya kepada konsumen jika disiapkan atau dimakan sesuai dengan maksud dan penggunaannya (FAO/WHO 1997).
Sedangkan definisi keamanan pangan menurut Undang – Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Keamanan Pangan telah menjadi salah satu isu sentral dalam perdagangan produk pangan. Penyediaan pangan yang cukup disertai dengan terjaminnya keamanan, mutu dan gizi pangan untuk dikonsumsi merupakan hal yang tidak bisa ditawar dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Tuntutan konsumen akan keamanan pangan juga turut mendorong kesadaran produsen menuju iklim persaingan sehat yang berhulu pada jaminan keamanan bagi konsumen.
Ketentuan mengenai keamanan pangan meliputi sanitasi pangan, bahan tambahan pangan, rekatasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan mutu dan peperiksaan laboratprium, dan pangan tercemar. Selain hal tersebut, di dalam peraturan yang sama juga disebutkan bahwa setiap orang dilarang mengedarkan pangan yang mengandung bahan beracun, berbahaya, yang dapat merugikan, atau membahayakan kesehatan atau jiwa manusia. Salah satu cara produsen untuk memenuhi ketentuan tersebut adalah mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, termasuk persyaratan sanitasi di setiap rantai pangan, yang meliputi proses produksi, penyimpanan, pengangkutan dan peredarannya serta penerapan cara produksi makanan yang baik (CPMB).
Pengaruh Keamanan Pangan Terhadap Ilmu dan Teknologi Pangan
Pengaruh positif
Pengaruh positif terhadap keamanan pangan yakni diantaranya : Teknologi Pengamanan, pemprosesan dan pengolahan bahan pangan yang dihasilkan dalam meningkatnya nilai tambah makanan dan lebih terjaminnya pasokan satu jenis bahan pangan. Satu Jenis bahan Pangan dapat dipertahankan ketersediaanya dengan proses pengawetan dan menitikberatkan khusus pada keamanan itu sendiri. Pangan adalah kebutuhan pokok manusia untuk dapat bertahan hidup . Pangan ini terus meninngkat baik kualitas maupun kuantitasnya . Usaha untuk memenuhi kebutuhan pangan dilakukan dengan cara ekstensifikasi, yaitu memperluas lahan pertanian, serta dengan intensifikasi , yaitu dengan meningkatkan keamanan dalam ketersediaan pangan tersebut. Dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin berkembang ,sepeti dapat menciptakan bibit unggul dengan tekhnik radiasi , rekayasa genetika , dan lain sebagainya. Di samping keuntungan yang diperoleh akibat penggunaan teknologi untuk pengolahan lahan pertanian
Pengaruh Negatif
Pengaruh Negatif dari kemanan Pangan Dilihat dari kuarangnya pemantauan terhadap keamanan Pangan tersebut, sehingga masih banyak oknum-oknum yang masih menggunakan zat kimia yang berbahaya terhadap kesehatan dalan bahan pangan tersebut, diantaranya : Residu Pestisida mempunyai pengaruh yang sangat merugikan terhadap kesehatan manusia dalam jangka panjang. Dapat menyebabkan kanker, cacat dan merusak sistem syaraf, endokrin, reproduktif dan sistem kekebalan. Efek logam berat : Al: Kerusakan urat syaraf dan otak. Timbal (Pb) : Kerusakan sistem syaraf, kemunduran mental, sistem pembentukan sel darah (anemia), ginjal dll. Merkuri : Kerusakan sistem syaraf, depresi, kelelahan, lesu, sakit kepala, gangguan lambung dan usus.
Begitupun sebaliknya ,dampak yang ditimbulkan terhadap kurangnya pengawasan keamanan pangan akan mengakibatkan dampak terhadap masalah Ilmu dan Teknologi Pangan. Yang salah satunya menjadi masalah adalah timbulnya penyakit Infeksi karena adanya kontasminasi dari bakteri atau zat pencemar lainnya terhadap pangan sehingga ankan mempengaruhi status Ilmu dan Teknologi Pangan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Teknologi pangan merupakan teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan pangan, mulai dari penanganan pasca panen, mengolah atau mentransformasi, mengemas, mengendalikan proses pengolahan, dan menangani bahan baku (raw material), produk dan limbahnya.
Teknologi pangan berperan penting dalam meningkatkan keanekaragaman pangan, meningkatkan nilai gizi pangan, dan meningkatkan keamanan pangan, serta menekan kehilangan. Khususnya di bidang keanekaragaman pangan, teknologi pangan diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan nilai tambah produk pangan.
Keamanan pangan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya perhatian terhadap hal ini, telah sering mengakibatkan terjadinya dampak berupa penurunan kesehatan konsumennya, mulai dari keracunan makanan akibat tidak higienisnya proses penyimpanan dan penyajian sampai risiko munculnya penyakit kanker akibat penggunaan bahan tambahan (food additive) yang berbahaya (Syah, 2005).
Pengaruh positif keamanan pangan terhadap ilmu dan teknologi pangan yakni diantaranya : Teknologi Pengamanan, pemprosesan dan pengolahan bahan pangan yang dihasilkan dalam meningkatnya nilai tambah makanan dan lebih terjaminnya pasokan satu jenis bahan pangan.Pengaruh Negatif dari kemanan Pangan Dilihat dari kurangnya pemantauan terhadap keamanan Pangan tersebut, sehingga masih banyak oknum-oknum yang masih menggunakan zat kimia yang berbahaya terhadap kesehatan dalan bahan pangan tersebut, diantaranya : Residu Pestisida mempunyai pengaruh yang sangat merugikan terhadap kesehatan manusia dalam jangka panjang
Saran
Sebaiknya siswa dapat mempelajari materi mengenai bab ini dengan seksama dan baik.
Sebaiknya para pembaca dapat memahami bab ini agar menambah wawasan dan pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
..... Teknologi pangan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. diakses 13/09/2017;16.34 WIB pada https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_pangan
...... Keamanan Pangan | Seputar Gizi, Keamanan Pangan. diakses 28/09/ 2017 ; 16.45 WIB pada https://hartoko.wordpress.com/keamanan-pangan/
Tsuthopo. 2009. WELCOME TO TEKNIK KIMIA: Makalah proses pengolahan pangan tentang safety food. diakses 28/09/ 2017 ; 18.45 WIB pada http://tsuthopho.blogspot.co.id/2009/05/makalah-proses-pengolahan-pangan_13.html
........... MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN . diakses 28/09/ 2017 ; 18.55 WIB pada https://www.scribd.com/doc/232079531/MAKALAH-TEKNOLOGI-PANGAN
Komentar
Posting Komentar